Dulu aku pernah mengajar di sebuah universitas swasta terkenal, Keio University. Waktu itu universitas ini sedang membangun fakultas baru di daerah Kanagawa. Akupun sempat bermain ke sana waktu ada festival universitas, lokasinya jauh tapi bangunannya modern dengan areal tanah yang luas. Tapi yang menarik di situ banyak kuliah berbahasa Inggris. Katanya banyak mahasiswa yang berkuliah di sana adalah KIKOKU SHIJO 帰国子女. Tidak ada padanan kata yang pas dalam bahasa Inggris atau Indonesia, tapi kalau mau diterjemahkan secara harafia 帰国=pulang ke negerinya sendiri dan 子女 anak perempuan. Anak perempuan yang pulang ke negerinya sendiri? Apa itu?
Jadi istilah ini berarti anak-anak yang karena sesuatu hal, misalnya orang tuanya ditugaskan ke luar negeri, bersekolah di luar negeri (baik itu sekolah lokal/ sekolah Jepang atau Internasional), dan waktu usia sekolah kembali ke Jepang. Tidak peduli berapa lama mereka di luar negeri, mereka disebut Kikoku Shijo, anak-anak yang kembali dari luar negeri. Kalau dipikir-pikir ini merupakan sabetsu 差別 pengelompokan, karena mereka dianggap TIDAK menguasai bahan-bahan pengajaran di dalam negeri. Bahasa Jepangnya tidak bagus, seperti ada aksen orang luar negeri dan kadang dianggap jago berbahasa Inggris (padahal belum tentu negara yang ditinggali itu berbahasa Inggris). Karenanya mereka SEPERTI diberikan handicap, diberikan “keringanan” supaya bisa masuk sekolah Jepang, dan lingkungan Jepang bisa maklum dengan kondisi mereka.
Karena mereka juga agak sulit berbaur dengan pendidikan Jepang, ada beberapa sekolah yang mengkhususkan diri atau mempunyai “jatah” kursi yang cukup banyak bagi mereka yang baru pulang dari luar negeri ini. Bagi para Kikoku shijo ini. Ini tercetus waktu kami membicarakan sekolah SMP untuk anak sulung kami. Ada sebuah sekolah yang bagus di dekat rumah, SD dan SMP yang berafiliasi dengan universitas negeri. Kalau mau masuk ke situ harus mengikuti ujian khusus (untuk SD/SMP negeri tidak ada ujian). Jadi waktu kami mendengar ada teman si sulung yang berasal dari SD itu, tapi SMP nya pindah ke negeri bersama Riku, kami heran. Kok sekolah bagus ditinggalkan. Sayang sekali.
Baru kami maklum bahwa memang di SMP itu pelajarannya banyak yang lain dari pelajaran di SMP biasa. Konon banyak berbahasa Inggris, karena banyak Kikoku Shijo yang bersekolah di situ. Oh… kalau memang begitu kami maklum bahwa untuk anak-anak Jepang biasa, yang belum pernah ke luar negeri, bertahan di sekolah itu akan sulit. Sehingga dia kemudian pindah ke sekolah biasa.
Dari pembicaraan kami mengenai Kikoku Shijo itulah, aku merasa aneh kenapa dipakai kanji 子女 yang seakan menunjuk pada gender wanita saja? Ternyata memang Kikoku Shijo itu menunjuk anak perempuan dan untuk anak lelaki ada lagi istilahnya yaitu Kikoku Shitei 帰国子弟. Namun memang karena Kikoku Shijo yang sering dipakai, jadi dipukul rata untuk semua gender, semua anak yang “pulang” dari luar negeri. Padahal kalau cari di wikipedia, ada pula istilah-istilah lain, seperti Kikoku Seito dan Kikokusei. Sekali lagi masyarakat memegang peranan yang kuat dalam penyebaran bahasa, sehingga sebuah kata menjadi rancu dan kuat bercokol dalam penggunaannya.
帰国子女(きこくしじょ)とは、海外での長期滞在生活を経て日本に帰国した学齢期頃の子を指す。「帰国生徒」、「帰国学生」または「帰国生」の呼称も一般的である。男子校においては帰国子弟(きこくしてい)の語が用いられる場合もある。(wikipedia)