RSS

Monthly Archives: June 2015

Parfait or Sundae

Ternyata hari ini tanggal 28 Juni, di Jepang merupakan hari PARFAIT. Tahu parfait kan? Itu sejenis dessert yang disajikan di restoran-restoran. Dalam gelas tinggi, kadang berisi es krim yang diberi buah-buahan dan/ atau coklat serta whipping cream.

Tapi yang mengherankan, kenapa justru tanggal 28 Juni ini ditentukan sebagai hari Parfait? Ternyata awal mulanya ditetapkan tanggal 28 Juni, karena pada tahun 1950 terjadi permainan baseball yang “perfect” untuk pertama kali.

Loh lalu apa hubungannya dengan Parfait. Ya, nama jenis dessert berasal dair kata “Parfait” yang berarti sempurna. Jadi dianggap dessert ini “sempurna” karena menaruh bermacam sweets dalam satu gelas, tanpa perlu mencampurnya, tapi terasa “sempurna” sebagai pencuci mulut.

Parfait mulai populer di Jepang sejak awal jaman Meiji (1867) dan sebetulnya merupakan tiruan dari Verrine yaitu penganan dari perancis bisa berupa entree, main dish atau dessert, asalkan ditaruh dalam gelas sehingga kita bisa melihat isinya apa. Tapi di Jepang Parfait itu sudah pasti hanya pencuci mulut.

Nah, masalahnya apa bedanya Parfait dan Sundae? Sebetulnya hanya dari asal katanya saja, parfait dari bahasa Perancis sedangkan Sundae dari bahasa Inggris. Dan kalau mau dicari sejarah kata “sundae” lagi ternyata dari kata sunday, yaitu sebuah dessert yang dijual pada hari Minggu. Karena pada hari Minggu (hari sabath) dilarang menjual Lemon Soda, jadi sebagai penggantinya dijuallah jenis dessert “Sundae” ini. Kalau dulunya hanya dijual hari Minggu, kemudian berkembang dijual setiap hari.

sumber dari sini

Advertisement
 
Leave a comment

Posted by on June 28, 2015 in Uncategorized

 

Hari Kue Jepang 和菓子の日

Baru tahu rupanya tanggal 16 Juni itu adalah hari Wagashi atau kue Jepang. Japanese sweets.

Bermula dari tanggal 16 Juni 848, Kaisar Jinmyou mempersembahkan 16 macam kue kepada dewa-dewa supaya sembuh dari sakit dan bisa hidup bahagia. Kebiasaan untuk makan kue Jepang pada tanggal itu ternyata masih terus berlanjut sampai jama Edo (tokugawa).

Pada tahun 1979, Asosiasi Kue Jepang akhirnya menetapkan tanggal 16 Juni sebagai Hari Kue Jepang. Memang kue Jepang ini cantik-cantik dan dibuat menurut musimnya. Meskipun bahan dasarnya kebanyakan sama, bentuk dan hiasan yang dipakai berbeda setiap musim. Dan untuk musim sekarang ini (musim panas) yang cocok adalah Mizu youkan, semacam dodol.

Saya sendiri tidak begitu suka kue Jepang, tapi selalu senang melihat kue-kue ini berjajar di etalase toko. Dan memang minum maccha atau teh hijau bubuk paling cocok sebagai teman kue-kue Jepang yang memang manis. Salah satu kue Jepang yang lumayan aku suka adalah Ichigo Mochi, mochi dengan stroberi di dalamnya. Stroberinya yang agak kecut menutup rasa manis pasta yang terbuat dari kacang merah yang merupakan isi dari mochinya.

Kue Jepang pada musim hujan dan musim panas. Sekitar Juni-Juli. Mizu youkan yang putih di atas. Kelihatan seperti jelly tapi bukan

 
Leave a comment

Posted by on June 17, 2015 in Uncategorized

 

Nanashino Gonbee 名無しの権兵衛

Tadi pagi aku sempat ngobrol sambil pelukan dengan si K, dan mengatakan padanya bahwa aku sudah memasukkan kertas permintaan diskusi dengan guru yang sebetulnya sudah aku serahkan sejak Senin lalu, tapi tidak pakai nama. Ya aku lupa menuliskan nama, sehingga gurunya tidak tahu itu kertas siapa. Lalu Kai berkata, “Nanashi no Gonbee ya!”.

Apa itu? Aku baru pertama kali dengar.

“Ya, itu di kelas semua bilang Nanashino Gonbe 名無しの権兵衛 untuk kertas tanpa nama…. Namanya tidak ada.”

Uw menarik nih. Padahal aku juga sering menemukan kertas test tanpa nama mahasiswa, sehingga biasanya aku mencari kemungkinan punya siapa dari gaya tulisannya. Dan biasanya ketemu sih siapa empunya.

Nanashi no Gonbee ini kalau ditelusuri sejarahnya, konon pada jaman Tokugawa, di daerah Fukugawa ada distrik pelacuran, yang tidak boleh mendatangkan wanita hiburan tanpa persetujuan pemerintah saat itu. Karena ini banyak perempuan yang akhirnya menyamar sebagai laki-laki untuk bisa masuk ke situ, dengan memakai nama GONBEE. Untuk mereka yang baru masuk ada cukup banyak yang tidak mempunyai nama Gonbe, sehingga diberi nama Nanashi no Gonbee 名無しの現べえ (nanashi = tanpa nama, jadi Tanpa Nama Gonbee).

Ada juga kisah yang menyatakan bahwa dulu ada syair dari kuil Hie, yang memuat Nanushi no Gonbee 名主の権兵衛, yang artinya sama dengan tanpa nama, sehingga tulisannya diubah menjadi 名無しの権兵衛.

Tapi kalau melihat nama Gonbee sendiri, dulu sering dipakai untuk nama orang-orang yang berasal dari kampung, yang dianggap rendah sehingga diberi nama Gonbee. Lalu ada yang nama kampungnya tidak diketahui sehingga menjadi Nanashi no Gonbee.

Lucunya waktu mencari sejarah nama ini, aku menemukan di wikipedia Jepang, bahwa nama seperti Nanashino Gonbe itu di bahasa Inggris memakai John Doe untuk lelaki dan Jane Doe untuk perempuan. Jadi kalau ada mayat tak dikenal, untuk sementara dinamakan seperti itu. Kalau jaman sekarang di Jepang, tentu tidak menamakan dengan Gonbee, tapi memakai nama Tarou untuk lelaki dan Hanako untuk perempuan. Misalnya Yamada Tarou dan Yamada Hanako. Bisa dilihat banyak pada contoh penulisan formulir dsb.

Lalu sampailah aku pada laman yang menyatakan nama-nama asal-asalan seperti ini untuk semua negara di dunia. Untuk Malaysia memakai si Anu dan si Polan, sedangkan yang tercantum di kolom untuk Indonesia adalah si Polan, dan teman bloggerku sering pakai si Fulan. Lucunya nama ini mirip dengan nama FULANO yang dipakai di Brazil, Uruguay, Puerto Rico, Spanyol dan Venezuela. (Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/John_Q._Public#Variants_in_other_countries). Jadi berarti bahasa Indonesia mengambil dari bahasa Spanyol/Portugal ya.

Catatan: Selain 名無しの権兵衛 (Nanashino Gonbee) juga dipakai 何野 某 (Nanno Nanigashi)

 
Leave a comment

Posted by on June 4, 2015 in Uncategorized