RSS

Daily Archives: September 8, 2020

Ofukuro vs Oyaji

Tulisan ini pernah dimuat dalam pojok Bahasa dan Budaya Jepang di FB Grup “Wanita Indonesia Berkarya di Jepang”

Kenapa ibu di Jepang disebut ofukuro?

Teman-teman tahu ya, bahwa kata bahasa Jepang yang diawali o- itu berarti bentuk penghormatan. O-cha, O-bon, O-hashi jadi kata dasarnya Ofukuro apa dong? Fukuro袋?

Ofukuro おふくろ、お袋 (biasanya tidak pakai kanji, hanya hiragana) memang berasal dari O + fukuro yang berarti kantung. Ya, seperti vynil fukuro begitu. Konon kata sebutan ofukuro untuk ibu itu, karena ibu-ibu selalu menaruh uang atau perhiasannya dalam kantung. Jadi ibu identik dengan fukuro itu.

Tapi ada juga yang mengatakan bahwa kita lahir dari rahim ibu, dan rahim itu bentuknya seperti fukuro. Karenanya ibu adalah fukuro yang melindungi kita, jadilah kata ofukuro. Lalu ada lagi yang mengatakan bahwa fukuro itu berasal dari futokoro ふところ. Futokoro itu adalah bagian dalam lipatan kimono di sekitar dada. Wanita Jepang berkimono memasukkan dompet tipis di dalam lipatan bagian dada itu. Jadi bisa dimengerti kalau dianggap seorang ibu “memasukkan” anaknya yang berharga itu dalam lipatan kimono bagian dadanya kan?

Dulu wanita pun memakai kata ofukuro terhadap ibunya, tapi sekarang biasanya yang menyebut ibunya dengan ofukuro adalah laki-laki. Dengan kata ofukuro ini, timbullah istilah Ofukuro no aji おふくろの味、rasa ibu, yaitu masakan ibu. Setiap rumah punya rasa tersendiri, yang dimasak oleh ibunya masing-masing. Ingat film Ratatouille (レミのおいしいレストラン)、di situ digambarkan bahwa si kritikus masakan langsung teringat pada ibunya waktu makan masakan Remi. Dia langsung teringat pada ofukuro no aji. Masakan ibu yang sangat membekas, dan sampai kapanpun kita merindukannya. Nah, banyak restoran yang juga memakai slogan ofukuro no aji, untuk menarik pembeli dengan masakan rumahan yang pasti enak, seperti yang ibumu masak deh. 😃

Lalu Oyaji bagaimana? Oyaji adalah sebutan terhadap ayah. Saya belajar kata oyaji pertama kali dalam istilah 地震雷火事親父 jishin, kaminari, kaji, oyaji. Empat hal yang menakutkan di dunia ini adalah gempa, petir, kebakaran…dan… ayah! 😃 Segitunya dulu seorang ayah ditakuti (sekarang mah……. jawab sendiri hehehe)

Di Jepang, panggilan ayah ada beberapa macam. Otosan お父さん(おとうさん)biasanya untuk ayahnya orang lain (hint= semua yang pakai san bukan untuk diri-sendiri). Jadi untuk ayah sendiri pakai chichi 父 (ちち). Tentu saja pengaruh dari luar bisa juga memanggil papa パパ。 Nah kalau anak kecil biasanya panggil papa, tapi kalau sudah menjadi remaja biasanya memanggil ayahnya dengan Oyaji 親父 (おやじ)(kalau panggil papanya langsung) atau chichioya(ちちおや 父親) jika membicarakan ayahnya pada orang lain .

Nah di sini bisa dilihat bahwa sebetulnya kata oyaji itu kebalikan dari chichioya… oyachichi, oyachi…lalu berubah menjadi oyaji. Nah, ada sebuah survey yang menanyakan kapan seorang anak laki-laki berhenti memanggil ayahnya dengan papa dan berubah menjadi Oyaji. Ternyata perubahan itu terjadi waktu SMP dengan jawaban 33%! Alasannya, malu memanggil “papa” , atau karena lingkungan sekitar semua memanggil begitu, atau mulai SMP itu ingin berbicara pada ayahnya secara man-to-man.

Nah, jadi bagi ayah yang tiba-tiba mendengar dirinya dipanggil sebagai oyaji oleh anak laki-lakinya, berarti anaknya sudah menjadi dewasa dan ingin diperlakukan sebagai laki-laki dewasa juga. Kalau dalam bahasa Indonesia, saya rasa tidak ada perubahan panggilan terhadap ayahnya sendiri. Jika dari kecil panggil papa, mustinya sih tidak akan berubah. Lagipula panggilan ayah berbeda menurut daerahnya. Mungkin ada yang memanggil Babe, Abah, Ayah, Daddy (hihihi ogah ah saya panggil daddy kayaknya kok foreign banget ya), Papa, Papi….dsb.

Jadi jangan kaget ya kalau ada orang Jepang yang menyebut Ofukuro dan oyaji untuk orang tuanya. Yang lucu dong sahabat akrab saya, panggil ibunya KAN, dan bapaknya TON … Kanton(g) deh 😃

BTW ofukuro no aji, masakan khusus mama kalian apa? Aku…. Pastel tutup euy. 

Tulisan ini pernah dimuat dalam pojok Bahasa dan Budaya Jepang di FB Grup “Wanita Indonesia Berkarya di Jepang”

#wibjnihongo #wibjbudayajepang #ofukuro #oyaji

Advertisement
 
Leave a comment

Posted by on September 8, 2020 in Uncategorized