Suatu pagi jam 4 pagi, saya menulis inbox messages kepada teman. Tentu tahu dong bahwa jam segitu biasanya orang masih tidur, tapi takut lupa. Jadi tulis saja. Eh orang itu nyahut! Kaget!
Sambil saya menulis “Looh, Kamu sudah bangun atau belum tidur? (karena saya tahu dia sering insomnia), dan pas saya kirim message itu, dia pas juga mengirim
“Mbak sudah bangun?”
Wiiih ishin denshin 以心伝心(こころ持ってこころを伝える) yang sering diterjemahkan menjadi telepati.
Dan dalam percakapan kami, beberapa kali terjadi percakapan yang “klop” yaitu kami menuliskan hal yang sama atau serupa.
Tulisan ini pernah dimuat dalam pojok Bahasa dan Budaya Jepang di FB Grup “Wanita Indonesia Berkarya di Jepang”
Kalau boleh “pamer” tentang kedekatan hati antara pasangan, saya pernah dua kali mengalami dengan suami, waktu masih pacaran. Waktu itu saya ingin meneleponnya (belum ada HP zaman itu), dan waktu angkat telepon, terdengar suara napas. Loh, napas siapa?
“Moshi…moshi?”
“Moshi.. moshi?”
Eh… siapa yang mulai tekan nomor? Kamu atau aku? Tanpa bunyi kriiing, bisa langsung tersambung? Lalu siapa yang bayar? Aku atau kamu? Ayo matikan, aku tunggu deh.
Sambungan telepon itu sendiri bukan Ishin Denshin, tapi keinginan untuk berbicara pada waktu yang sama itu Ishin Denshin. Sama seperti temanku yang di Inbox FB itu yang juga mengaku bahwa suaminya sering membawakan sesuatu, atau melakukan sesuatu, padahal dia belum bilang. Itu Ishin Denshin. Dan Ishin Denshin itu bisa terjadi kalau “hati menyatu”. Tidak perlu kekasih, bisa juga teman. Ishin Denshin terjadi kalau kedua orang itu “Uma ga au” 馬が合う (Uma = kuda, au = pas). Weleh kok bawa kuda ke dalam hubungan dua orang? 😀
“Uma ga au” 馬が合うadalah ungkapan yang lahir dari dunia perkudaan 😀 Maksudnya si joki dan kudanya begitu menyatu sehingga langkahnya pas, tepat. Untuk sehari-hari yang sering dipakai adalah “Ki ga au” 気が合う. Sama artinya. Atau dalam dunia persilatan eh samurai 😀 ada istilah “Sori ga au” そりが合う(sori bukan maaf tapi artinya sarung pedang), yaitu pedang dan sarungnya pas. Pedang itu hanya bisa masuk ke dalam sarung pedang yang melengkung jika arahnya pas. Kalau terbalik ya tidak bisa masuk. Sehingga perkataan “Sori ga au” juga dipakai untuk hubungan yang pas. Jadi kita bisa mendengar “Uma ga au/awanai” atau “Sori ga au/awanai”.
Tapi sebetulnya idiom Ishin denshin 以心伝心 ini ada lawannya yaitu Ishisotsuu意思疎通 いしそつう. Kalau Ishin denshin, tanpa bicara sudah tahu pikiran lawan bicara, tapi kalau Ishisotsuu justru perlu berbicara untuk menyampaikan pikiran/pendapat.
Bahasa Jepang kita akan terlihat “keren” jika kita mulai memakai istilah yang tepat. Apalagi jika kita bisa memakai idiom 4 huruf Yojijukugo 四字熟語 pada waktu yang tepat. Bisa mulai dengan 以心伝心 jika kebetulan apa yang diucapkan sama, pada saat yang bersamaan. Ishin denshin dane.
Ada beberapa idiom yang mudah diingat yaitu Isseki Nichou 一石二鳥 いっせきにちょう yaitu “kill two birds with one stone” membunuh dua burung dengan satu batu. Atau peribahasa dalam bahasa Indonesianya “Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”. “Sambil menyelam minum air” atau “Sekali tepuk dua lalat”. Semua sama artinya, dan mungkin yang paling dekat terjemahannya adalah Sekali tepuk dua lalat ya? Tapi aku geli ah menepuk lalat, kalau nyamuk masih bolehlah 😀
Ada juga Jigojitoku自業自得 じごじとく yang paling pas diterjemahkan langsung ke bahasa Indonesia “Rasain lu!” 😀 Harafiahnya “Kau yang mulai kau yang mengahiri” loh kok jadi lagu dangdut… Kamu yang berbuat, kamu juga yang menuai hasilnya. Tapi untuk perbuatan yang negatif ya.
Ada cukup banyak idiom 4 kanji yang bisa dipakai tapi kalau saya bahas itu semua di sini, pasti akan bosan. Jadi sekian dulu ya. Kalau ada yang berminat bisa saya lanjutkan dalam tulisan yang lain.
Bagaimana bisa coba pakai Isshin denshin? Atau mungkin sering berada dalam situasi itu?
#wibjnihongo #wibjbudayajepang
#idiom4kanji #四字熟語 #telepati #以心伝心