RSS

Monthly Archives: November 2020

集中 vs 夢中 Antara Shūchū dan Muchū

“Mbak, Anak saya kecanduan gadget! Duh kalau dia sudah main gadget, bisa lupa sekelilingnya. Dia 夢中になっている muchū ni natteiru“(kecanduan/kerajingan)

“Heran deh, dia bisa konsentrasi main gadget, tapi kalau disuruh belajar… 集中できない shūchūdekinai”(tidak bisa konsentrasi)

Dalam kalimat pertama muchū tidak bisa digantikan dengan shūchū, begitu pula kalimat kedua. Padahal sekilas sama ya?

Muchū adalah kondisi tidak adanya kesadaran terhadap dunia luar selain yang dilakukan saat itu. Sedangkan shūchū kesadaran itu dicurahkan untuk satu hal yang sedang dikerjakan saat itu (waktunya lebih pendek dari muchū). Kelihatannya sama, tapi sebetulnya tidak. Muchū itu dapat dilaksanakan dengan tidak sadar, karena suka, atau memang hendak dilakukan. Sedangkan shūchū dilaksanakan secara sadar, untuk sesuatu yang tidak disukai atau tidak ingin dilakukan. Jadi untuk melakukan sesuatu yang tidak disuka memang diperlukan shūchū itu. Dengan syarat “berusaha 努力doryoku , bersungguh-sungguh 一所懸命 isshokenmei atau 頑張るgambaru dan perlu untuk menahan diri 我慢 gaman”. Jadi shūchū itu 条件付きjokentsuki、bersyarat, sedangkan muchū itu tidak bersyarat. Untuk melakukan yang kita sukai kan tidak perlu syarat-syarat di atas ya?

Tulisan ini pernah dimuat dalam pojok Bahasa dan Budaya Jepang di FB Grup “Wanita Indonesia Berkarya di Jepang”

Anak sulung saya sekarang sedang shūchū untuk belajar ujian masuk universitas. Tapi Dia muchu baca buku-buku filsafat yang sebetulnya belum tentu keluar dalam soal-soal ujian masuk. Dia suka saja membaca buku-buku itu.

Jadi bisa coba pakai shūchū dan/atau muchū?

Saya perlu shūchū 20 menit untuk menulis tulisan ini. Tapi saya tidak sedang muchū pada apa-apa atau siapa-siapa 😀

#wibjnihongo #wibjbudayajepang

#集中 #夢中 #konsentrasi #kerajingan #kecanduan

Advertisement
 
Leave a comment

Posted by on November 17, 2020 in Uncategorized

 

Teire 手入れ

Kemarin saya pergi ke tempat rehabili/pijat saya dan mengadu bahwa bahu saya sakit. Lalu senseinya mengatakan, “Tidak apa, nanti kalau sudah saya teire, pasti sembuh.

Teire 手入れ、kanjinya sih kanji tangan dan masuk. Te wo ireru 手を入れる?Masukkan tangan? Bukan!Ini artinya maintanance atau perawatan.

Hada no teire 肌の手入れ perawatan kulit

Niwano teire 庭の手入れ perawatan kebun

Kutsu / bag no teire 靴 バッグの手入れ perawatan sepatu/tas

Untung saya secara rutin pergi ke sensei pijat, jadi bisa minta dipijat kalau ada bagian badan yang sakit. Tapi pernah 手遅れ ておくれ teokure terlambat pergi ke tempat pijat (kelamaan libur) jadi kena 五十肩 ごじゅうかた gojukata atau frozen shoulder bagian kiri. Saya tidak ada 手がかり tegakari petunjuk atau tanda-tanda kok bisa sakit begitu.  Katanya sih karena saya terlalu banyak pakai, atau mengangkat beban tidak seimbang. Yah, itu sih sudah pasti, karena di Jepang sini kan saya tidak punya 手伝いさん てつだいさん tetsudai-san pembantu (sekarang disebut 家政婦  かせいふ kaseifu orang yang membantu pekerjaan rumah).

Makanya saya juga sebetulnya tidak suka membawa 手荷物 てにもつtenimotsu tentengannya berupa 手提げ袋 てさげぶくろ tesagebukuro tas jinjing. Paling enak memang bawa ransel sehingga bebannya merata. Eh, tapi yang paling enak sih 手ぶら てぶら tebura, alias tidak bawa apa-apa sih 😀 Kalau tidak bawa apa-apa itu kan enak semisal mau foto pemandangan bisa langsung jepret pakai dua tangan, tanpa harus takut ada 手ブレ tebure nya (hasil potret goyang atau tidak fokus karena tangan tidak stabil). Kalau mau pegang 手すりtesuri (pegangan di dinding/tangga) juga tidak ragu mau sebelah kanan atau kiri bisa dua-duanya.

Setelah sensei selesai memijat saya, dia memberikan 手ぬぐい tenugui semacam handuk Jepang yang terbuat dari katun dan cepat menyerap keringat untuk dibawa pulang.

Nah, teman-teman ada 10 kata di atas yang memakai kata te 手 tangan. Semoga bisa menambah perbendaharaan kata bahasa Jepang teman-teman ya. Tentu masih banyak kata dengan te yang ingin saya tulis, tapi sulit untuk dijadikan satu. Nanti lain kali ya….

Tulisan ini pernah dimuat dalam pojok Bahasa dan Budaya Jepang di FB Grup “Wanita Indonesia Berkarya di Jepang”

#wibjnihongo #wibjbudayajepang

#手入れ #perawatan

 
1 Comment

Posted by on November 13, 2020 in Uncategorized

 

Kala Ibu Dora menyetir :D

Kenal sama Ibu Dora? Saya ada satu teman memang yang bernama Ibu Dora. Atau paling ada yang kenal sama Dora the explorer. Tapi saya memang nakal, karena aku bermain dengan kata-kata karena saya sebetulnya mau menulis tentang si DORA IBU.  Doraibu adalah bahasa japlish (japanese english) dari [drive] yang artinya mengemudi. Tapi kalau di Jepang, kalau kita mengatakan DORAIBU, sudah pasti bermakna “bepergian dengan mobil ke suatu tempat (wisata) untuk santai”. Tidak mungkin kita memakai kata doraibu untuk menyetir biasa, karena sudah ada kata khusus yang mengacu pada kata menyetir yaitu unten suru 運転する。

Akan tetapi dalam pemakaian si doraibu ini, ternyata ada juga penyingkatan. Pemakai bahasa Jepang juga sama dengan orang Indonesia, ada yang suka menyingkat-nyingkat. Yang nyengir ya paling orang asing yang sedang belajar bahasa Jepang. Karena semakin tidak mengerti saja apa yang sedang diomongkan.

Saya sendiri baru tahu satu penyingkatan ‘dora’ dari adik saya. Kalau kita mendengar  SAN DORA サンドラ, pertama pasti kita akan ingat seorang teman yang bernama SANDRA dong…. mana kita tahu bahwa itu adalah singkatan dari Sande Doraiba サンデードライバー (kalau diinggriskan menjadi Sunday Driver). Yaitu orang-orang yang hanya menyetir pada hari Sunday/Minggu. Atau week end deh. Karena sehari-harinya bepergian ke kantor/tempat kerja atau belanja dengan kereta/sepeda. Kesempatan menyetir hanya ada di hari Sabtu/Minggu. Orang-orang ini di sebut SAN DORA deh.

Saya sebelum itu memang tahu ada istilah pepa doraiba ペーパードライバー (paper driver) yaitu orang-orang yang mempunyai SIM tapi tidak pernah atau jarang sekali menyetir. SIM jadi penghuni dompet saja. Sayangnya pepa doraiba ini tidak ada singkatannya, tidak seperti si San Dora :D.

Nah, ada satu lagi kata yang singkatannya menjadi DORA, dan sepertinya saya sekarang sedang kerajingan nih. Yaitu ASA DORA 朝ドラ. Kali ini DORA nya merupakan singkatan dari DORAMA (drama). Asa dora adalah drama pagi hari, dari NHK, yang sekarang sedang diputar berjudul Scarlet. (Cerita tentang seorang pembuat keramik wanita). Saya sekarang termasuk kelompok ibu-ibu penikmat asadora deh 😀 (ngaku hehehe). Kebetulan dalam seminggu, hanya satu hari saja saya harus berangkat sebelum pukul 8. Tapi 5 hari yang lainnya bisa berangkat sesudah pukul 8:30, jadi bisa menonton drama pagi NHK yang dimulai dari pukul 8:00 sampai 8:15.

Tulisan ini pernah dimuat dalam pojok Bahasa dan Budaya Jepang di FB Grup “Wanita Indonesia Berkarya di Jepang”

Yang pasti saya tidak bisa masuk kelompok Ibu-ibu penggemar Hiru dora 昼ドラ、drama siang hari, yang konon seperti sinetron di Indonesia :D.

Teman-teman bagaimana? Masuk kategori Asa dora, atau hiru dora? Atau SAN DORA? Hehehe

Baiklah saya mau dora-dora eh dara-dara (bersantai) dulu ya, meskipun saya bukan DARA manis, karena statusnya sudah bunda manis 😀 😀 😀

#wibjnihongo #wibjbudayajepang

#ドライブ #どら #サンドラ #朝ドラ

 
Leave a comment

Posted by on November 6, 2020 in Uncategorized