RSS

Monthly Archives: May 2021

Festival Bunga 花まつり

Tadinya saya rencana ke KBRI hari Rabu tanggal 27 Mei 2021, tapi kemudian kemarin diingatkan teman, “Eh itu kan hari Waisak. KBRI libur loh”. Untung saja ngobrol, kalau tidak bisa kecele deh. Gakkari がっかり。Waisak adalah hari besar agama Buddha, yang sering kita ketahui sebagai hari lahirnya Buddha, atau Sidharta Gautama. (Dalam ajaran agama Buddha sebetulnya ada 3 hal penting yang dirayakan pada waktu Waisak yaitu kelahiran Buddha, pencapaian penerangan agung sehingga disebut sebagai Buddha dan wafatnya Buddha).

Buddha dalam bahasa Jepang disebut oshakasama お釈迦様 おしゃかしゃま。Agamanya sendiri disebut Bukkyou 仏教 ぶっきょう。Waisak itu berasal dari kata Vesak dari bahasa Sanksekerta. Kalau di Indonesia, biasanya Waisak dirayakan dengan melepaskan lampion sementara umat Buddha akan pergi ke kuil, bertapa untuk merenungkan ajaran Sang Buddha dan berbagi makanan. Kita semua tahu bahwa banyak umat Buddha dari dalam negeri maupun luar negeri biasanya berkumpul di Candi Borobudur. Karena pandemi, acara berkumpul tahun ini ditiadakan.

Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah Jepang yang juga menganut agama Buddha tidak merayakan Waisak? Ternyata umat Buddha di Jepang juga merayakan kelahiran Buddha ini dengan nama Hana matsuri 花まつり. Dan tanggalnya sudah pasti yaitu tanggal 8 April, tidak seperti di Indonesia yang berubah-ubah setiap tahun. Bagaimana umat Buddha di Jepang merayakan Hana matsuri?

Tentu di Jepang tidak libur. Perayaan dipusatkan di kuil-kuil terutama di Kyoto dan Nara. Perayaan Hanamatsuri ini konon pertama kali dirayakan di Asuka dera 飛鳥寺di Nara tahun 606. Rupanya mereka membuat seperti kolam kecil dengan patung Buddha kecil di tengahnya, dan dihias dengan bunga-bunga. Umat yang datang menyiramkan air amacha 甘茶 sejenis teh yang terbuat dari ajisai (hydrangea) dari kolam kecil itu ke atas patung Buddha, seakan-akan memandikan bayi. Nah saya pernah melihat seperti kolam kecil ini di depan sebuat supermarket dekat rumah dulu. Saya heran tadinya, lalu membaca keterangan di sampingnya. Rupanya ini Hanamatsuri (dan memang hari itu tanggal 8 April). Timely sekali ya.  Daaan, tentu saja, kebiasaan orang Jepang, sering sekali menaruh (melemparkan uang koin) ke air yang tergenang :D.

Dalam agama Buddha, ada satu kata yang masih sulit saya mengerti, yaitu hotokesama 仏様 ほとけさま。Dalam pengertian saya Hotokesama itu = Buddha. Tapi coba pergi ke pemakaman. Semua orang akan menyebut orang yang sudah meninggal itu dengan hotokesama. Jadi hotokesama juga sama dengan arwah leluhur. Jadi ada baiknya juga teman-teman mengingat tiga hal ini :

  1. Buddha disebut dengan oshakasama
  2. Hanamatsuri itu bukan seperti festival bunga sakura, tapi peringatan kelahiran Buddha dan
  3. Arwah orang meninggal juga disebut dengan hotokesama.

Mempelajari agama memang sulit, tetapi ada baiknya kita mengetahui agama orang lain, karena agama pun bagian dari budaya.

Tulisan ini pernah dimuat di FB Grup “Wanita Indonesia Berkarya di Jepang”

Advertisement
 
Leave a comment

Posted by on May 27, 2021 in Uncategorized

 

HARI ANAK こどもの日

Tanggal 5 Mei adalah hari khusus untuk anak laki-laki, yang berasal dari perhitungan kalender Cina Kuno yang disebut dengan sekku 節句. Hari libur ini merupakan serangkaian hari libur di akhir April dan awal Mei yang disebut Golden Week (Minggu Emas) di Jepang.

Berdasarkan hukum, Hari Anak-anak diperingati sejak tahun 1948 dan ditetapkan dengan undang-undang hari libur Jepang (Shukujitsu-hō祝日法) untuk “menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak sambil berterima kasih kepada ibu.”

Kira-kira sebulan sebelum hari ini, di tiap rumah yang mempunyai anak laki-laki akan menghias rumahnya dengan bendera berbentuk ikan koi, yang disebut Koi Nobori鯉のぼり. Semakin kaya keluarga itu, semakin besar dan bagus bendera yang dipasang. Dan biasanya kakek-nenek lebih antusias merayakan upacara anak laki-laki ini dibanding dengan keluarga muda zaman sekarang. Koinobori ini adalah perlambang atau simbol hari anak laki-laki.

Mengapa bendera ikan Koi yang dipakai sebagai lambang hari anak-anak ini? Mengapa bukan layang-layang berbentuk naga atau mungkin samurai? Mengapa ikan KOI? mengapa bukan ikan-ikan yang lain, misalnya hiu atau salmon? 😃

Setelah saya cari ternyata Koi merupakan ikan yang tangguh dan bisa hidup di mana-mana, kolam maupun genangan air berlumpur. Dahulu ada air terjun di China yang arusnya bergitu kencang. Konon jika ada ikan yang berhasil melawan arus dan sampai di puncaknya akan berubah menjadi naga. Dan satu-satunya ikan yang berhasil melawan arus dan sampai ke puncaknya hanya seekor Koi. Dia kemudian berubah menjadi naga. Jadi Koi dipilih sebagai simbol hari anak-anak juga dimaksudkan supaya anak-anak laki-laki dapat TETAP TANGGUH melawan kehidupan yang keras dan maju terus.

Tapi kalau lihat dari sejarahnya, sebetulnya koinobori baru dipakai pada jaman Tokugawa di kalangan rakyat biasa. Dulunya untuk peringatan hari anak-anak untuk kalangan samurai dipakai bendera dengan lambang keluarga atau umbul-umbul. Nah, kalangan rakyat biasa yang tidak mempunyai lambang keluarga kemudian memakai simbol Koi sebagai bendera sebagai “saingannya” kaum samurai.

Awalnya bendera Koi ini terbuat dari kertas Jepang, dan baru pada tahun 1955 memakai bendera dari kain sintetis. Nah, lalu ada pertanyaan lagi dari seorang teman: “ikan koi tahan ya Mbak di musim dingin..?apa kolamnya pakai’ heater?”

Tentu saja ikan Koi tahan dingin, karena asal mereka memang dari negara 4 musim dan di alam tidak ada heater bukan? Ikan Koi yang terkenal di Jepang dari jenis Nishikigoi錦鯉, berasal dari daerah Niigata. Daerah yang terkenal sebagai “Negara Salju” Yukiguni. Tidak mungkin ikan Koi ini satu per satu dipindahkan ke kolam berheater kan? 😃 Lagi pula meskipun permukaan kolam membeku, air di dalam kolam tidak akan membeku, atau tidak semua tempat airnya membeku (seperti yang dialiri air terjun pasti tidak membeku). Karena tahan dingin ini juga mungkin ikan Koi terkenal dengan kekuatannya. Jadilah dia koinobori, simbol bagi pertumbuhan dan perkembangan anak laki-laki menjadi manusia yang tangguh dan kuat.

Zaman dahulu, untuk merayakan hari anak laki-laki ini, keluarga akan membelikan replika baju samurai yoroi鎧, topi/helm samurai kabuto 兜, dan sebagai tambahan patung anak laki-laki kuat dalam dongeng Kintaro. Semakin besar, semakin lengkap menunjukkan kekayaan keluarga itu. Dan memang harga satu set perlengkapan ini tidak main-main, loh. Satu kabuto helm samurai saja, saya lihat berlabelkan harga 250.000 yen di sebuah departemen store terkenal. Baru kabuto, belum yoroi (yang biasanya jarang dipunyai). Tapi sekarang karena keluarga muda banyak yang tinggal di apartemen, tidak ada tempat untuk meletakkan perhiasan seperti itu, sehingga semakin kecil semakin bagus (meskipun harganya belum tentu semakin murah hehehe).

Nah untuk makanan, pada hari Anak ini biasanya disediakan Kashiwa mochi 柏餅. Mochinya sebetulnya biasa saja, ada yang putih, merah muda, hijau (yomogi) dengan isi pasta kacang merah. Tapi istimewanya mochi yang dibungkus dengan daun Kashiwa, yang bentuknya khas, dan daunnya biasanya tidak dimakan. Mengapa harus dibungkus dengan daun Kashiwa (Daimyo Oak)? Sebetulnya ini juga perlambang, karena daun Kashiwa itu terkenal tidak rontok di musim gugur. Biasanya pohon-pohon merontokkan daun di musim gugur, kemudian di musim semi daun baru tumbuh. Tapi khusus Kashiwa daun tua akan terus menempel pada batang pohon sampai daun baru tumbuh. Ada waktu daun lama dan baru tumbuh bersama, dan itu diharapkan terjadi juga pada laki-laki. Supaya tidak mati sebelum anaknya cukup besar. Atau sebagai pengertian lain, BISA MENYIAPKAN GENERASI PENERUS DULU SEBELUM LENGSER. Karena itu di halaman rumah Bushi (kaum samurai) 武士 pasti ditanam pohon Kashiwa ini. Jadi kashiwa mochi juga perlambang harapan kepada anak laki-laki agar tetap kuat dan umur panjang.

Terakhir, pada hari anak ini, biasanya setiap keluarga akan menyediakan Shobu yu 菖蒲湯, dengan menaruh batang shobu pada air panas di bak ofuro, katanya supaya anak lelaki menjadi kuat. Karena malas menyediakan di rumah, dulubiasanya saya suruh anak-anak saya pergi dengan papanya ke sento 銭湯 pemandian umum dekat rumah, karena disediakan shobu yu di sana. Untuk anak laki-laki biasanya ada potongan harga khusus pada hari anak-anak. Sekarang kami sudah tinggal di rumah sendiri, dan tidak ada pemandian umum dekat rumah. Lagipula mereka sudah tidak mau dirayakan lagi. “Aku kan bukan anak-anak lagi….. 😀 “

Kashiwa mochi

 
Leave a comment

Posted by on May 4, 2021 in Uncategorized