RSS

Daily Archives: March 12, 2022

DAGASHI だがし

Dagashi ditulis dalam kanji adalah  駄菓子. Apa itu sebenarnya Dagashi? Kebanyakan dari kita tahu bahwa ada unsur kata KASHI 菓子 yang berarti kue/snack. Lalu DA 駄 ya apa dong? MUDA 無駄 (boros/tidak berguna)?hehehe Kalau MUDA nya bahasa Indonesia itu BENAR sekali, karena yang makan DAGASHI itu biasanya masih muda, atau anak-anak. DAGASHI memang terkenal di antara anak-anak karena harganya murah. Biasanya sekitar 5 sampai 100 yen.

Padahal kalau membuka kamus, ada banyak pengertian DAGASHI, misalnya “Kue yang terbuat dari udang, gandum, awa (Jawawut), hie (sejenis jawawut), kacang dll yang harganya murah”. Nah yang memenuhi kriteria ini sebetulnya namanya Kyododagashi 郷土駄菓子. Ada yang namanya Sendaidagashi, Aizudagashi, Himejidagashi dll. Kalau ingin tahu seperti apa, bisa googling, tapi cukup banyak jenisnya, dan saya lihat itu seperti karinto (kue yang dibalut gula) atau FU (麩菓子snack ringan seperti makan kapas :D) . Kue ini disebut juga dengan zatsugashi karena dibuat dari bahan murah dan gulanya juga murah, bukan gula putih yang lebih mahal.

Lalu ada definisi kedua yaitu 一文菓子(いちもんがし) alias KUE MURAH, satu sekeping (uang). Ya 5 yen, 10 yen, 50 yen atau beberapa keping dari logam-logam itu. Murah atau tidak, bergizi atau tidak, tidak menjadi masalah. Siapa saja yang memakannya akan merasa senang. Apalagi anak-anak masih membutuhkan kalori tambahan, jadi memang dagashi itu menarik.

Dagashi ini mulai populer pada zaman Edo, sebagai kudapan masyarakat. Kalau bangsawan tentu makannya lebih mahal yang memakai bahan lebih mahal seperti beras dan gula (mochi dll). Kemudian setiap zaman memberikan warna dalam variasi kue-kue dagashi ini, bahkan akhirnya segala macam remahan ramen kering, jeli panjang, dan permen karet juga masuk ke dalam kategori dagashi. Kue-kue murah ini dijual di toko khusus bernama Dagashi-ya. Ciri khas kue ini jika di daerah perkotaan, hanya dibuka sesudah sekolah selesai sampai pada bel sore berbunyi. Coba perhatikan apakah di daerah teman-teman masih ada toko seperti rumahan begitu. Waktu saya tinggal di Nerima, ada toko dagashi seperti itu, dan saya juga pernah diajak anak mengunjunginya. Saya ikut merasakan senangnya anak-anak melihat begitu banyak macam kue yang murah. Di situ juga anak-anak bisa belajar berhitung, loh. Apakah cukup uang sakunya jika membeli beberapa kue.

Namun memang dagashiya itu semakin berkurang. Sekarang beberapa dagashi sudah masuk konbini atau di supermarket di pojok khusus yang biasanya ditaruh di rak paling bawah sehingga anak kecil bisa meraihnya. Saya ingat sekali anak saya membeli permen karet dengan gambar Felix the Cat seharga 10 yen di konbini. Jika buka bungkusnya dan mendapat tulisan あたり, kemudian bisa menukarnya dengan permen karet satu lagi.

Foto dari Amazon

Atau jika ibu-ibunya mau memberikan dagashi kepada anak-anak, sekarang bisa membeli satu kotak dagashi campur 駄菓子盛り合わせ (Dagashi moriawase) dengan harga dan isi bervariasi. Saya juga pernah membeli untuk pesta anak-anak. Praktis (便利Benri) sekali.

Mengapa saya tiba-tiba menulis tentang Dagashi, karena saya membaca bahwa hari ini tanggal 12 Maret adalah hari Dagashi だがしの日 (tidak ditulis dengan kanji supaya anak-anak bisa baca). Memang skala kecil, karena ditetapkan oleh sebuah organisasi yang bernama “DAGASHIで世界を笑顔にする会“ secara harfiah artinya “Perkumpulan untuk membuat dunia tersenyum dengan Dagashi” pada tahun 2015. Perkumpulan ini adalah perkumpulan produsen dan mereka yang berhubungan dengan dagashi.

Kenapa dipilih tanggal 12 Maret? Karena hari ini merupakan hari meninggalnya 田道間守(たじまもり) Dajima Mori yang menjadi Dewa Kue di kuil Nakashima Jinja di Hyogo.

Kalau kamu suka Dagashi yang mana?

Kalau saya suka yang namanya Morokko Yoguruモロッコヨーグル, seperti krim manis-manis segar gitu. Kadang pengen cari sih 😀

Morokko Yoguru
Advertisement
 
Leave a comment

Posted by on March 12, 2022 in Uncategorized