Bahasa Jepangnya “Kome Hyappyou 米百俵”. Samar-samar aku mengingat sebuah cerita sejarah yang melatarbelakangi slogan “100 karung beras” ini. Peristiwa ini terjadi di domain (=藩 han = daerah yang dikepalai seorang Hanshu, semacam “raja kecil”) Nagaoka, di prefektur Niigata sekitar tahun 1860-an. Saat itu daerah ini kalah perang Boshin, dan mengalami kelaparan. Melihat kondisi ini, “tetangga”nya domain Mineyama, mengirimkan 100 karung beras, dengan tujuan menyelamatkan daerah Nagaoka dari kelaparan. TETAPI, seorang petinggi daerah Nagaoka yang bernama Kobayashi Torasaburo malahan menyuruh menjual beras itu dan hasil penjualan diperuntukkan membangun sekolah.
Katanya: “Seratus karung beras itu jika dimakan akan habis dalam sekejap, tapi jika dijadikan sekolah (pendidikan) kita akan menuai hasilnya kelak, 10.000 atau 100.000 karung.” 「百俵の米も、食えばたちまちなくなるが、教育にあてれば明日の一万、百万俵となる」
Tentu saja keputusan itu dikecam oleh petinggi yang lain, namun keputusan itu tetap dijalankan dan didirikan Kokkan Gakkou 国漢学校yang menjadi cikal bakal SD Sakanoue, yang masih ada sampai sekarang. Dan semangat Kome Hyappyou ini disentil lagi oleh mantan PM Jun-ichiro Koizumi, dengan menekankan pentingnya berpikir jauh ke depan.
Yang membuat saya termenung hari ini adalah kenyataan bahwa di Jepang TIDAK ADA hari pendidikan seperti di Indonesia. Tetapi, tentu bukan berarti Jepang tidak menganggap pendidikan itu penting. Dan aku sadari bahwa dari hari olahraga (Oktober) dan hari kebudayaan (3 November) lah juga tercermin pendidikan Jepang yang sesungguhnya. SEMUA berawal dari kelompok kecil. Kerjasama dan persatuan. Maju bersama demi masa depan!

Satu lagi yang membuat saya ingat pada “100 karung beras” ini adalah sebuah buku yang dikarang Yamamoto Yuzo, seorang pengarang sastra anak-anak dan penulis skrip drama (screen play) yang terkenal. Buku “Kome Hyappyou” juga merupakan buku skrip drama. Saya melihat buku ini di museum Yamamoto Yuzo yang berada di Kichijouji, tidak jauh dari gereja saya dulu.

Museum ini merupakan bekas rumah kediaman Yamamoto Yuzo. Dari foto-foto yang ada, terlihat banyak anak-anak yang mengunjungi rumah itu dan membaca buku-buku cerita anak-anak di perpustakaan rumah itu. Ada pula foto waktu Yamamoto Yuzo berdiri berbicara di depan anak-anak itu di teras rumah. Rumahnya asri dan memang merupakan bangunan eropa.

Ada beberapa karyanya yang terkenal, tapi belum ada yang pernah kubaca. Tapi suami saya menyarankan untuk membaca kompilasinya mengenai sastra dunia yang dia terjemahkan. Hmmm kalau sastra dunia mending saya baca dalam bahasa Inggris dong hehehe.
Hari ini 15 Juni adalah peringatan Kome Hyappyo米百俵 karena sekolah Kokkan Gakkou itu diresmikan pada hari ini tahun 1870.