Hari ini tanggal 27 Agustus adalah hari ulang tahun dari Miyazawa Kenji (宮沢 賢治 or 宮澤 賢治, 27 Agustus 1896 – 21 September 1933) yang merupakan novelis dan penyair sastra anak-anak Jepang asal Hanamaki, Iwate, pada akhir zaman Taishō dan awal zaman Shōwa. Ia juga dikenal sebagai guru ilmu pertanian, vegetarian, pemain cello, Buddhis taat, dan aktivis sosial utopia. (wikipedia)

Bagi yang suka menonton anime, Miyazawa Kenji adalah pengarang 銀河鉄道の夜 Night on the Galactic Railroad. Tetapi saya sendiri belum pernah membaca atau menontonnya. Ada satu karyanya yang ingin saya perkenalkan yaitu sebuah puisi terkenal yang berjudul 雨ニモマケズ Ame ni mo makezu. Harfiahnya “Tidak Kalah dengan Hujan”
tak lapuk oleh hujan
tak goyah oleh angin
tak lekang oleh salju dan teriknya matahari
badan yang kuat
tak ada nafsu, tidak pemarah, dan selalu tersenyum lembut
satu hari makan nasi 4 omplong, dengan miso dan sedikit sayuran
dalam segala hal tidak memenangkan diri sendiri
lihat dan dengar dengan seksama, mengerti dan tidak melupakannya
tinggal dalam gubuk kecil di bayangan hutan pinus
jika ada anak yang sakit di timur, pergi untuk merawatnya
jika ada ibu yang lelah di barat, pergi membantu
jika ada orang sekarat di selatan, pergi dan katakan,”tidak usah takut!”
jika ada orang yang berkelahi atau menggugat di utara, pergi dan katakan “hentikan perbuatan tak berguna itu”
waktu matahari terik, menitikkan air mata
pada dinginnya musim panas, berjalan dengan teguh
dikatakan sebagai makhluk sia-sia oleh semua orang
tanpa pujian, dan tanpa derita
Saya ingin menjadi orang seperti itu
(baca tulisan aslinya bisa pusing deh)
〔雨ニモマケズ〕
宮澤賢治
雨ニモマケズ
風ニモマケズ
雪ニモ夏ノ暑サニモマケヌ
丈夫ナカラダヲモチ
慾ハナク
決シテ瞋ラズ
イツモシヅカニワラッテヰル
一日ニ玄米四合ト
味噌ト少シノ野菜ヲタベ
アラユルコトヲ
ジブンヲカンジョウニ入レズニ
ヨクミキキシワカリ
ソシテワスレズ
野原ノ松ノ林ノ蔭ノ
小サナ萓ブキノ小屋ニヰテ
東ニ病気ノコドモアレバ
行ッテ看病シテヤリ
西ニツカレタ母アレバ
行ッテソノ稲ノ朿ヲ負ヒ
南ニ死ニサウナ人アレバ
行ッテコハガラナクテモイヽトイヒ
北ニケンクヮヤソショウガアレバ
ツマラナイカラヤメロトイヒ
ヒドリノトキハナミダヲナガシ
サムサノナツハオロオロアルキ
ミンナニデクノボートヨバレ
ホメラレモセズ
クニモサレズ
サウイフモノニ
ワタシハナリタイ
(Kalau melihat tulisan Kanji-katakana begini aku jadi teringat mimpi buruk waktu aku menulis thesis. Semua dokumen asli yang aku harus baca seperti ini…hiks… Maklum penelitian tentang jaman perang sih.)
Dalam puisi itu dikatakan makan nasi 4 omplong dalam satu hari. 一合 いちごう ichigo adalah penakar beras untuk memasak. Saya sendiri tahunya dari ibu saya 1 omplong (gelas takar) yang sekitar 180 ml itu. Namun saya cari memang omplong bukan bahasa Indonesia. Mungkin dari bahasa Jawa, umplung? Teman-teman menyebut gelas takar itu apa?
Di Jepang ichigo 一合 selain untuk mengukur beras, juga dipakai untuk menyatakan satu gelas sake. Satu botol sake yang besar itu 1,8 liter isinya atas sama dengan 10 合.
Kembali ke puisi, seseorang makan 1 hari 4 gelas takar itu tidak mungkin. Biasanya saya masak 4 gelas takar untuk kami makan sehari (4 orang). Sepertinya makannya cukup banyak, ya. Tidak tahu apakah mungkin ada kesalahan penulisan puisi itu, ya?
Satu lagi tentang puisi di atas, Miyazawa Kenji meninggal muda dalam umur 37 tahun dan puisi itu ditemukan setahun setelah kematiannya. Kelihatannya dia menuliskan keinginannya untuk menjadi seperti yang tertulis. Menjadi orang yang tidak mementingkan diri sendiri dan selalu memikirkan orang lain. Dan ternyata ada seseorang yang menjadi model dalam tulisan itu, yaitu Saito Soujiro 斎藤 宗次郎 yang beragama kristen. Miyazawa melihat kehidupan Saito dan merasa urayamashi… 羨ましい うらやましい ingin menjadi seperti itu.
Kata urayamashi cukup sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan harus melihat konteks bacaannya. Kadang lebih dalam dari sekedar memuji, atau merasa iri. Misalnya jika kita bertemu dengan orang yang lebih muda dari kita, “Usianya berapa?” “22 tahun” “urayamashii naaaa” di sini kita bisa menerjemahkannya menjadi, “Masih muda yaaaa” padahal di situ ada banyak ekspresi lain yang ingin disebutkan, misalnya, “masih muda senang ya, aku juga ingin jadi muda lagi” dsb.
Nah kalau saya sekarang sedang urayamashi pada teman-teman yang bisa mudik pada musim panas ini dan bisa makan yang enak-enak di Indonesia 😀