Hari ini tanggal 20 September adalah hari BUS di Jepang. Rupanya hari ini pada tahun 1903, BUS pertama kali beroperasi di Kyoto, yaitu dari Horikawa Nakatachiuri – Shichijo – Gion. Namanya waktu itu tentu bukan BUS, tapi Noriai Jidousha 乗り合い自動車. (Noriai artinya naik bareng-bareng , share gitu) Pada awalnya yang dipakai sebagai bus adalah kendaraan mesin uap yang dimodifikasi sehingga bisa mengangkut 6 orang, dan tidak mempunyai terpal (penutup) yang melindungi bagian kepala. Kalau hujan ya basah, deh. Mobil ini sering mogok juga sering mendapat serangan dari pesaingnya. Baru sekitar tahun 1912 bus bisa beroperasi dengan stabil.

Kapan pertama kali teman-teman naik bus di Jepang? Saya pertama kali naik bus dari stasiun Yokohama ke kampus Yokohama National University tentu dengan clingak clinguk. Tidak tahu cara bayarnya bagaimana, apalagi mesti turun di mana. Sampai minta tolong pada pak Supir, “Yokohama Kokudai ichiban chikai tokoro made oshiete kudasai!” (Beritahu kalau sampai halter terdekat universitas). Untung waktu itu sudah bisa bahasa Jepang, kalau tidak…. ya tidak pergi hahaha.
Setelah itu saya suka naik bus. Ada yang bayar di awal, ada yang ambil tiket dulu baru bayar waktu turun. Ada yang masuk dari depan (kebanyakan di Tokyo dari depan), tapi ada yang dari tengah/belakang. Ada yang harganya sama ke mana saja, ada yang berbeda-beda. Lucu juga waktu naik yang berbeda-beda itu, setiap harganya berubah jadi deg-degan pas turun mesti bayar berapa Tapi untung kalau naik bus, saya tidak pernah ketiduran sehingga tidak perlu jalan jauh. Kalau naik kereta bahaya, karena sering terlewat stasiun yang dituju karena ketiduran
Yang lucu pernah suatu kali saya sedang akan naik bus di sebuah stasiun, seorang nenek Jepang menyapa saya dan bertanya, “Bus ini ke XXXX tidak, ya?”
Waduh, kok kamu tanya ke gaijin sih, pikirku.
“Maaf saya juga baru pertama kali naik bus ini, tapi kalau lihat denahnya halte itu yang ke 4 deh, nek!” Dan nenek itu naik bersama saya, dan tentu saya beritahu waktu dia harus turun.
Ada pengalaman tidak enak di bus? Ada! Kebetulan saya harus berdiri karena penuh. Dan si supir tiba-tiba mengerem sehingga saya jatuh terjerembab bersama 3 orang yang lain. Padahal sudah pegangan loh. Buru-buru berdiri, dan ada yang menyerahkan ponsel saya yang ternyata terlempar jauh. Malu euy. Si supir dimaki penumpang bapak-bapak sampai bungkuk-bungkuk minta maaf. Kasihan….
Tapi ada lagi pengalaman tidak perlu bayar! Ya, karena bus penuh, saya (dan beberapa orang) masuk dari tengah, dan waktu turun juga dari tengah tidak ada waktu untuk putar masuk juga. Saya sering juga melihat orang yang membayar tapi uang besar sehingga tidak ada kembaliannya, dan si supir berkata, “Lain kali saja bayarnya!” Kagum, deh.
Sejak pindah rumah ke Saitama, saya tidak pernah naik bus lagi. Kangen juga naik bus.