RSS

Category Archives: What day is today?

Chinchin Densha チンチン電車

Sebetulnya dalam percakapan bahasa Jepang, kami tidak boleh mengatakan Chinchin, karena kata ini mengacu pada kelamin pria. Karena itu kami selalu biasakan pakai istilah “ring” untuk cincinnya bahasa Indonesia. Tapi kenapa kok namanya jadi Chinchin Densha? Densha = kereta api.

Kereta api ini kebetulan mempunyai lonceng yang berbunyi nyaring, cing…. cing (bunyi microwave juga sama cing, sehingga sering chin mengganti kata kerja memanaskan dengan microwave) sehingga disebut dengan Chinchin Densha padahal nama sebenarnya adalah Romen Densha 路面電車, kereta yang bergerak di atas jalan, atau kita kenal dengan istilah trem (tram). Memang di Indonesia tidak ada trem yang rel keretanya sejajar dengan jalan mobil (konon dulu ada sih). Tapi di beberapa tempat di Jepang masih ada, terutama di Nagasaki.

tram di Nagasaki waktu aku ke sana

Di Tokyo sendiri yang terkenal sebagai chinchin densha ini adalah jalur Arakawa yang menghubungkan Waseda sampai Minowabashi. Nah, meskipun aku hampir seminggu sekali pergi ke Waseda, belum pernah sekali pun mencoba naik kereta ini. Sepertinya mesti dibuat waktu khusus nih.

Hari ini tanggal 22 Agustus adalah hari peringatan Chinchin Densha karena pada hari ini tahun 1903, Tokyo pertama kali mempunyai trem yang menghubungkan Shinbashi sampai Shinagawa (tentu saja sekarang tidak ada).

Kategori “Hari ini hari apa”

Advertisement
 
Leave a comment

Posted by on August 22, 2017 in What day is today?

 

蜘蛛の糸 Benang Laba-laba

“Benang laba-laba くもの糸”ini merupakan judul cerpen karangan Akutagawa Ryunosuke (芥川龍之介 1892-1927) seorang tokoh sastra Jepang, yang sekarang namanya diabadikan sebagai penghargaan karya sastra terbaik setiap tahun, Akutagawashou 芥川賞.

Saya ingat membaca karya ini dalam buku pelajaran bahasa Jepang di FSUI. Sebuah karya yang menggambarkan ajaran agama Buddha yang kental, yaitu mengenai karma.

Alkisah Sang Syaka 釈迦様 (Buddha) mengintip neraka melalui kolam lotus. Sang Buddha melihat sorang penjahat bernama Kandata 犍陀多. Kandata memang jahat, tapi selama hidupnya hanya satu kali dia pernah menolong seekor laba-laba dengan tidak menginjaknya. Karena itu Sang Buddha ingin melepaskan dia dari neraka, dengan mengirimkan benang laba-laba untuk dipanjati. Kandata yang melihat benang itu berpikir, “Kalau aku bisa memanjatinya, aku bisa keluar dari neraka ini”. Jadi dia mulai memanjat. Tapi suatu saat dia menoleh ke bawah, dan melihat banyak penghuni neraka yang mengikuti jejaknya dengan memanjati benang laba-laba itu. Kandata berpikir, “Kalau semua ikut naik, benang ini tidak kuat dan pasti putus, mereka tidak boleh ikut”. Jadi dia berteriak, “Benang ini punyaku. Ayo turuuuuun!”. Kemudian benang itu putus, persis di atas Kandata. Kandata jatuh kembali ke neraka. Sang Buddha yang melihat itu, sedih dan pergi dari kolam lotus itu.

Cerita ini pun dimasukkan ke dalam buku pelajaran bahasa Jepang di SD, terutama di kelas 4 sampai 6 (tergantung penerbitnya). Ini saya senangi karena Komite Pendidikan Jepang menunjuk cukup banyak karya sastra untuk dimasukkan ke dalam buku pelajaran bahasa Jepang. Saya tahu benar bahwa sastra dan bahasa tidak bisa dipisahkan! (Sayangnya cukup banyak orang Indonesia,  yang berkecimpung di bidang bahasa pun, yang tidak menghargai karya sastra)

Saya menulis tentang Akutagawa hari ini, karena hari ini merupakan hari ulang tahunnya yang ke 124, jika dia masih hidup. Sayangnya dia meninggal muda…dalam usia 35 tahun saja.

 

Tags: , , , ,