RSS

差別用語 Kata-kata diskriminatif

22 Mar

Awal teringat kembali dengan istilah ini, waktu saya pergi ke dry cleaning dekat rumah. Maklum di desa, tidak ada cleaning yang bisa selesai the same day, hari itu juga. Kalau serahkan sebelum jam 11, maka akan jadi esok harinya jam 6 sore. Waktu di Tokyo (baca: Nerima), kalau serahkan sebelum jam 12, maka selesai pukul 6 sore hari itu juga. Meskipun minta express sekilat-kilatnya, tetap saja butuh bermalam.

Nah, waktu dia tanya nama, saya bilang:, “apakah ada sistem kartu langganan baik berupa kartu maupun aplikasi?” (Maksudnya supaya tidak berkali-kali ditanya nama dan harus menulis). Lalu dia jawab, “ngga kok di kami tidak ada, jangan khawatir, harga semua sama kok. Tidak akan membedakan. 差別しないよ。”
Lalu aku jawab dengan tertawa, dan menyebutkan nama Mi-Ya-Shi-Ta supaya ditulis di lembar terima. (Canggih sih tulisnya pakai pen scan)

Untung saat itu saya tidak “tersulut” dengan kata-katanya “saya tidak membedakan kamu kok” dengan berpikir, “dia menyebut begitu karena saya orang asing”. Tapi justru saya menjadi berpikir, dan mengakui memang sulit kalau kita sendiri terlalu perasa, baper, dengan posisi kita yang orang asing. Gaijin 外人 itu 差別用語、yang benar 外国人 gaikokujin.

Kita orang Indonesia memang sering memakai kata-kata yang … menurut orang Jepang itu sudah termasuk 差別用語 sabetsu yogo, kata-kata diskriminasi. Dengan mudahnya kita berkata, “Ah dia emang gila! Masak makan mangga sampai 2 kg sendirian….” GILA itu termasuk 差別用語 di Jepang yang memang merujuk pada orang yang sakit jiwa. Duluuuu sekali waktu pertama belajar bahasa Jepang, saya pernah tanya apa sih bahasa Jepangnya “GILA”, lalu diberitahu “KICHIGAI気違い” tapi tidak ada orang Jepang yang pakai loh. Pakai henna hito 変な人、kawatteiru 変わっている、kurutteiru 狂っている、クレージー crazy. Jadi lebih baik pakai bahasa Inggris crazy, daripada Kichigai. Kichigai sudah termasuk 差別用語.

Suatu kali saya mengajar di kelas menengah suatu cerita bahasa Indonesia yang di dalamnya ada kata, “si bungkuk”. Lalu saya tanya kepada murid-murid saya, bahasa Jepangnya “Si Bungkuk dari Notredame (The hunchback of notre dame)” itu apa? Dijawab: ノートルダムの鐘 Lonceng Notredame, sama sekali tidak ada “si bungkuk”! Loh kemana si bungkuk? Dari percakapan panjang diketahui bahwa BUNGKUK itu disebut dengan せむし semushi, tapi juga sudah merupakan 差別用語 sehingga tidak dipakai lagi.

Kichigai, Semushi, adalah kata-kata yang harus dihindari pemakaiannya karena sudah termasuk 差別用語。Cukup menarik kalau meneliti kata-kata apa saja yang termasuk sabetsu yogo dalam bahasa Jepang karena daftarnya cukup panjang.

Bahasa Indonesia sudah mulai mengganti kata “buta” dengan tunanetra (ingat tulisnya disambung ya), 目が見えないひと Me ga mienai hito atau 目が不自由な人 Me ga fujiyuna hito , dulu disebut めくら mekura. “Tuli” dengan tunarungu 耳が不自由な人 Mimi ga fujiyuna hito, dulu disebut つんぼ tsunbo. “Bisu” dengan tunawicara, 口の不自由な人、kuchi no fujiyuna hito, dulu disebut おし oshi. Penderita keterbelakangan mental disebut dengan tunagrahita, 知的障害者 chitekishogaisha. Saya sendiri masih merasa jengah kalau membaca tulisan-tulisan berbahasa Indonesia yang berseliweran di dunia maya, seperti cadel atau gagap yang belum ada padanannya yang lebih sopan, padahal di Jepang dulu dipakai どもり domori, dan sekarang sudah memakai 言語障害者 gengoshogaisha. Masih banyak PR untuk bahasa Indonesia supaya kita tidak melukai hati penyandang disabilitas tertentu.

Yang menarik dalam bahasa Jepang, cukup banyak nama-nama ikan yang diganti namanya hanya karena mengandung 差別用語! Misalnya Izariuo (Frogfish) diganti namanya menjadi kaeruanko, karena mengandung kata “izari” yang merupakan 差別用語 merujuk orang yang berjalan dengan kaki diseret “ngesot”. Semushiunagi (sejenis unagi) menjadi Yabaneunagi, Oshizame (sejenis Hiu) menjadi Chihirozame (Oshi = bisu) , Mitsukuchi juga diganti namanya karena mitsukuchi berarti sumbing.

Debu デブ ndut
Busu ぶす jelek
Hage ハゲ botak
Chibi チビ cilik
Semua kata yang diucapkan untuk membedakan seseorang menurut kekurangan fisik, jenis kelamin, asal negara, pekerjaan dll adalah 差別用語.

Saya memang sudah lama tinggal di Jepang, dan bersyukur karena dengan berada di Jepang, saya semakin waspada pada pemakaian kata-kata yang kira-kira bisa menyakitkan orang lain 差別用語 Sabetsu yogo. Sedapat mungkin tidak mengucapkannya. Dan tentu saya berharap teman-teman juga bisa menemukan sendiri kata-kata yang mengandung diskriminasi. Tapi juga jangan langsung baper kalau seandainya mendengar ditujukan pada kita. Semua harus belajar menahan diri.

Topik yang cukup sulit, tapi saya rasa harus menuliskannya, apalagi karena tanggal 21 Maret adalah hari International Day for the Elimination of Racial Discrimination. Bahasa Jepangnya 国際人種差別撤廃デー こくさいじんしゅさべつてっぱいデー ditentukan PBB pada tahun 1966 yang dipicu gerakan apartheid di Afrika tahun 1960-an sehingga memakan banyak korban.

Advertisement
 
Leave a comment

Posted by on March 22, 2019 in Uncategorized

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

 
%d bloggers like this: