“Mbak, Anak saya kecanduan gadget! Duh kalau dia sudah main gadget, bisa lupa sekelilingnya. Dia 夢中になっている muchū ni natteiru“(kecanduan/kerajingan)
“Heran deh, dia bisa konsentrasi main gadget, tapi kalau disuruh belajar… 集中できない shūchūdekinai”(tidak bisa konsentrasi)
Dalam kalimat pertama muchū tidak bisa digantikan dengan shūchū, begitu pula kalimat kedua. Padahal sekilas sama ya?
Muchū adalah kondisi tidak adanya kesadaran terhadap dunia luar selain yang dilakukan saat itu. Sedangkan shūchū kesadaran itu dicurahkan untuk satu hal yang sedang dikerjakan saat itu (waktunya lebih pendek dari muchū). Kelihatannya sama, tapi sebetulnya tidak. Muchū itu dapat dilaksanakan dengan tidak sadar, karena suka, atau memang hendak dilakukan. Sedangkan shūchū dilaksanakan secara sadar, untuk sesuatu yang tidak disukai atau tidak ingin dilakukan. Jadi untuk melakukan sesuatu yang tidak disuka memang diperlukan shūchū itu. Dengan syarat “berusaha 努力doryoku , bersungguh-sungguh 一所懸命 isshokenmei atau 頑張るgambaru dan perlu untuk menahan diri 我慢 gaman”. Jadi shūchū itu 条件付きjokentsuki、bersyarat, sedangkan muchū itu tidak bersyarat. Untuk melakukan yang kita sukai kan tidak perlu syarat-syarat di atas ya?
Tulisan ini pernah dimuat dalam pojok Bahasa dan Budaya Jepang di FB Grup “Wanita Indonesia Berkarya di Jepang”
Anak sulung saya sekarang sedang shūchū untuk belajar ujian masuk universitas. Tapi Dia muchu baca buku-buku filsafat yang sebetulnya belum tentu keluar dalam soal-soal ujian masuk. Dia suka saja membaca buku-buku itu.
Jadi bisa coba pakai shūchū dan/atau muchū?
Saya perlu shūchū 20 menit untuk menulis tulisan ini. Tapi saya tidak sedang muchū pada apa-apa atau siapa-siapa 😀
#wibjnihongo #wibjbudayajepang
#集中 #夢中 #konsentrasi #kerajingan #kecanduan